PELAJARAN 2
(Tugas
ke – 7)
Nama Anggota Kelompok :
1. Alfira
Ellena (02 /
XII-IPS-1)
2. Audi
Indah H. (05 /
XII-IPS-1)
3. Fanni
Mar’atul (13
/ XII-IPS-1)
§ Permasalahan :
1. Apa permasalahan yang diungkap dalam teks?
2. Mengapa Iran dianggap akan membangun instalasi persenjataan nuklir?
3. Bagaimana hasil perundingan dari masing-masing negara peserta?
4. Dimana perundingan berlangsung?
5. Kapan perundingannya dilaksanaka?
6. Siapa saja tokoh yang terlibat dalam perundingan?
§ Jawaban :
1.
Membahas mengenai
program nuklir Iran di Geneva.
2.
Iran
dianggap akan membangun instalasi persenjataan nuklir. Negara-negara diluar
Iran, seperti AS dan Rusia beranggapan bahwa dibalik program pengayaan uranium
untuk tujuan sipil, Iran memiliki ambisi membuat senjata nuklir.
3.
Bagi
AS dan sekutunya menjadi kesempatan untuk memastikan Iran tidak sedang
membangun nuklir.
4.
Di
Vienna, Austria dan Geneva, Swiss
5.
Pada
tanggal 9 Juni 2014 dan 16-20 Juni 2014
6.
Tokoh
yang terlibat dalam perundingan :
a. Wakil Menteri Luar
Negeri Iran, Abbas Araqchi
b. Kepala Kebijakan
Luar Negeri Uni Eropa, Chatherin Ashton.
c. Menteri Luar Negeri
AS, William Burns.
d. Penasehat Gedung Putih,
Jake Sullivan
e.
Direktur Politik UE Helga Schmidt.
§ Struktur
Teks
Struktur Teks
|
Kalimat
|
Orientasi
|
Geneva, Senin – Sejumlah pejabat Iran, Amerika
Serikat, dan Uni Eropa, Senin (9/6), akan emmulai pembicaraan bersama selama
dua hari tentang program nuklir Iran.
Delegasi Iran akan memberikan kata pembukaan sebagai
bagian dari upaya menyelamatkan negosiasi yang sebelumnya terancam goyah dan
mengakhiri perselisihan yang telah berumur satu dekade.
|
Peristiwa
|
Dalam tayangan televisi di Iran, Wakil Menteri Luar
Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan bahwa pertemuan di Geneva, Swiss, itu
juga membahas sanksi yang telah merusak ekonomi negara yang sangat bergantung
pada minyak tersebut.
Dalam pertemuan ini, Araqchi akan bertemu, antara
lain, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Chaterin Ashton dan Direktur
Politik UE Helga Schmidt. Sementara delegasi AS dipimpin oleh Wakil Menteri
Luar Negeri William Burns dan penasihat Gedung Putih Jake Sullivan.
Sebelumnya, perundingan mengenai program nuklir Iran
yang digelar di Vienna, Austria, bulan lalu, berlangsung alot dan kurang
memuaskan. Setiap pihak masih menyimpan prasangka bahwa pihak lain memiliki
tuntutan yang tidak realistis dalam negosiasi tersebut.
Pada satu sisi, Barat menduga dibalik program
pengayaan uranium untuk tujuan sipil, Iran memiliki ambisi membuat senjata
nuklir. Sementara Iran menegaskan, pengayaan nuklir yang mereka kembangkan
semata-mata untuk menghindari ketergantungan pemasok bahan bakar reaktor
nuklir mereka.
Bagi Iran, pertemuan di Geneva, pada Senin dan
Selasa ini menjadi kesempatan mengakhiri sanksi internasional. Sementara bagi
AS dan sekutunya, pertemuan tersebut menjadi kesempatan untuk memastikan
bahwa Iran tidak sedang membangun bom nuklir.
Memecah Kebuntuan
Kehadiran delegasi AS di Geneva tersebut dilihat
mencerminkan keinginan Washington untuk memecah kebuntuan proses perundingan
sebelumnya.
“Pertemuan tersebut benar-benar menguji keseriusan
kita, apakah kita bisa mencapai solusi diplomatik dengan Iran mengenai
program nuklirnya. Kami percaya kita perlu untuk terlibat dalam diplomasi
yang sangat aktif dan sangat agresif,” kata seorang pejabat senior AS kepada
Reuters.
Tim kecil yang mewakili AS merupakan tim kecil yang
pernah berhasil mengajak Iran untuk kembali ke meja perundingan bersama
Inggris, Tiongkok, Perancis, Rusia, AS, dan Jerman (P5+1) tahun lalu.
Araqchi dengan gembira menyambut kehadiran Burns dan
mengungkapkan harapannya bahwa pertemuan kali ini akan berjalan lancar dan
positif.
Seorang pejabat senior AS mengatakan, pembicaraan di
Geneva tersebut memberikan kesemparan untuk bertukar pandangan sebelum
perundingan putaran berikutnya dengan P5+1 di Vienna. Pertemuan tersebut
direncanakan akan digelar pada 16-20 Juni.
|
Sumber Berita
|
(Sumber: Kompas,
Selasa, 10 Juni 2014, halaman 8)
|
No comments:
Post a Comment